25 Desember 2009

Natal Yang Membahagiakan

Dob hussi idalani hita rangkaian Minggu-minggu Advent, das ma hita use bani perayaan natal 2009. Mulai nabodari nari marmasam-masam kegiatanta laho menyemarakkan natal on : ibadah, missa, perayaan natal umum, resepsi, makan bersama, pnl. Dong do homa namarbaju baru pakon pulang kampung. Ganupan "berbahagia".

I antara kebahagiaan ai, songon na iatahon ni Presiden Obama, ulang lupa hita mardingat anjaha manonggohon hasoman-hasomanta nalape boi merayahon natal dengan sukacita. Bahat do hasomanta na lang boi marnatal pakon keluarga halani mandalankon tugas songon dokter, tentara, supir, pnl. Dong do homa na lang boi merayahon natal halani naboritan pakon dalam suasanana berduka. Malah dong do na merayahon natal i tongah-tongah ni kekurangan ekonomi. Tonggo pakon holongta ma na tong-tong makkasomani sidea.

Selamat natalma. Happy holidays. MP

11 Desember 2009

Selamat Pagi Dari Singapura





Singapura domma piga-piga hali ibaritahon kelebihanni. Ai mase terasa do tongon perbedaanni i Singapura ibandingkon negara-negara lain i ASEAN.

Agepe sonai, sanggah sarapan pagi sadarion penulis i hotel i Singapura on, isuba do mangingat-ingat aha ma deba kelebihan ni sidea ijon :

1. disiplin dan taat aturan
2. menjaga kebersihan pakon keindahan
3. tepat waktu
4. kreatif
5. pamarentahni mambaen infrastruktur ni ibaen dear

Hasilni aima Singapura sonari, bahat perusahaan asing mambuka kantor i Singapura anjaha bahat homa roh turis asing, termasuk hun Indonesia. Dob ni tersedia lapangan kerja bai wargani ase boi hidup makmur. MP

Keterangan foto : Bandara Changi dan Kota Singapura

Suasana Natal di Singapura : Perayaan Yang Dimulai Sejak Awal Desember


07 Desember 2009

Video Perayaan Natal Gereja Tiberias di Gelora Bung Karno Jakarta 5 Desember 2009

Bagi seluruh jemaat Gereja Tiberias Indonesia (GTI), selamat atas sukses Perayaan Natal 2009 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada tanggal 5 Desember 2009.

Kita tunjukkan persatuan di tengah perbedaan. MP.

04 Desember 2009

Menjadi Gereja Yang Lebih Bersyukur


Oleh : Pdt Hendra Putra Purba, S.Si

“Bersyukur kepada Tuhan, bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik.” (KJ No 299).

Bersyukur
Hidup lebih hidup dengan bersyukur. Hidup lebih bersemangat, ceria dan sehat. Apakah alasan kita bersyukur pada masa kini? Setiap kita (dan persekutuan kita) adalah gereja. Ada yang bersyukur karena diberi umur panjang. Karena sempat berjubelium. Ada pula yang bersyukur karena sembuh dari sakit, kelahiran anak, kelahiran cucu/cicit, menikahkan anak, menikahkan cucu, punya sahabat baru, bertemu dengan sahabat lama (facebook) , naik pangkat, memasuki masa pensiun, punya kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, punya kendaraan baru, punya rumah baru, punya cukup uang untuk belanja-belanja, dll.

Tetapi apakah orang masih mampu bersyukur kalau kurang daripada itu, misalnya kalah tender, perkembangan bisnis pribadi tidak pesat, hasil ladang tidak memuaskan, dan anak/cucu tidak lulus tes CPNS? Apakah rasa dan ungkapan syukur kita masih tergantung pada benda-benda atau hasil? Kalau begitu nabi Habakuk menolong kita dengan iman yang teguh dan tidak tergantung pada harta benda (3:17-19). Kasih karunia TUHAN sudah cukup dan bisa diandalkan. Namun, kita tidak bisa pungkiri bahwa kita berhadapan dengan sisi negatif era globalisasi. Era ini mengipas-ngipasi kita dengan kebutuhan semu dan jebakan. Seolah-olah tanpa memiliki produk trendy, terbaru, misalnya hand phone, laptop atau mobil terbaru harga diri kita (sedikit) terasa jatuh. Waspadalah terhadap budaya konsumeristik dari era ini yang mematikan solidaritas perkeluargaan!



Rahasia para guru kebijaksanaan
Menurut filsuf Perancis, Rene Descartes, para guru kebijaksanaan telah berhasil membebaskan diri dari kekuasaan harta, dan walaupun menderita serta miskin, tetap saja mampu berbincang-bincang tentang kebahagiaan ... Mereka sangat mengerti bahwa tak suatu pun berada di bawah kekuasaan mereka kecuali pikiran mereka sendiri. Hal tersebut sudah cukup untuk mencegah mereka menginginkan hal-hal lain. Mereka menganggap diri lebih kaya dan lebih berkuasa, lebih berbahagia dari siapa pun – walaupun dimanja oleh alam dan harta – tidak dapat memperoleh semua yang mereka inginkan.



Untuk manusia Timur, mampu bersyukur dengan apa yang kita miliki itu lebih baik daripada mengumbar keinginan untuk menambah barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Untuk hidup, sebenarnya kita tidak membutuhkan banyak. Waspadalah terhadap setan masa kini yakni keserakahan dan pemborosan!



Manusia asli Indonesia
Manusia asli Indonesia adalah manusia ceria. Mereka suka bekerja sama, gotong royong (haroan bolon), atau saling menolong. Selalu ada nyanyian pada saat mereka bekerja. Dari tengah-tengah kerja keras selalu muncul keceriaan dan canda tawa. Sebenarnya itulah jati diri kita. Mengapa kita seolah-olah kehilangan yang sangat berharga itu pada masa kini? Apakah kita kurang serius dalam penghayatan bahwa kerja adalah ibadah? Apakah dampak globalisasi menyebabkan kita semakin egois? Kita nikmat dengan gaya hidup yang buta akan penderitaan sekitar? Mari berpulihlah!



Mengalami kepenuhan
Rasa syukur membuat kita semakin sehat dan semakin efisien. Bahkan lebih menikmati hidup, lebih optimis terhadap masa depan, prima secara fisik, dan yakin bahwa dirinya dapat membuat perubahan mencapai tujuan mereka. Dengan demikian kita mengalami kepenuhan hidup sebagai manusia. Sekali lagi, pangkal rasa syukur adalah keyakinan yang penuh bahwa Ia baik atau mengasihi kita. Kasih-Nya terhadap kita adalah kasih yang habis-habisan. “Bapa memberi kita semua yang telah Ia jadikan; Kristus memberi kita semua karya-Nya; Roh Kudus memberi kita semua karunia-Nya.”(Katekismus Besar Martin Luther).



Solidaritas perkeluargaan
Orang Batak terkenal sangat solid dengan solidaritas perkeluargaan. Tetapi nampaknya sebagai akibat globalisasi ini nilai solidaritas tersebut telah mulai luntur. Ini salah satu tugas besar kita! Gereja berperan aktif dalam hal tersebut. Kesolidan keluarga akan berpengaruh positif bagi gereja. Hendaklah warga gereja tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Semua harta benda bukan tujuan! Layanilah Tuhan dan sesama bukan dengan apa yang kurang penting, melainkan dengan apa yang terpenting bagi kita! Tuhan tidak jauh. Saudara-saudari kita adalah “rumah Allah”. Tanah air ini adalah juga tanah air-Nya. Jangan cemari tanah dan air-Nya! Tanah dan air anak, cucu dan cicit kita juga! Biarlah semua bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik! Ini contoh kebaikan yang ekologis dan antargenerasi.



Anugerah Tuhan
Penulis menutup renungan ini dengan kata-kata dari Yonky Karman PhD yang inspiratif (ide kreatif). Ia menuliskan ini. “Anugerah Tuhan bersinergi dengan jerih payah dan keterbatasan manusia.” Karena anugerah-Nya, hidup manusia indah bagai pelangi “solidaritas perkeluargaan” (band. Mazmur 133) dan berakhir dengan semua bahagia (happy ending). Di sini, lebih baik tidak mempertanyakan kapan ending atau akhirnya tetapi nikmatilah hidup bersama Tuhan! Mampu menikmati hidup bersama Tuhan adalah ciri orang yang bersyukur! Rasa syukur adalah cerminan keberimanan. Peliharalah keceriaan di dalam hidup, termasuk di gereja!

Pdt Dr A.Munthe MTh (mantan Sekjen dan Ephorus GKPS) semasa hidupnya pernah berpesan agar gereja menemukan kembali hartanya yang sangat berharya yaitu keceriaan. Selamat Natal dan Tahun Baru 2010! Jadilah gereja yang gembira (a happy church)! Selain itu jadilah gereja yang bersekutu, belajar, berdoa, beribadat, menolong, bekerja keras (bukan untuk lansia) dan bertumbuh!. (Penulis melayani di Biro Pembinaan HKBP).

Keterangan photo : Penulis dan keluarga di depan gedung Gereja HKBP Pearaja, Tarutung

01 Desember 2009

Bulan Desember Telah Tiba


Bulan Desember, bulan yang sangat khusus bagi umat Kristiani telah tiba. Bulan ini sangat istimewa karena kita akan merayakan hari natal, hari kelahiran Yesus Kristus pada tgl 25 Desember. Bulan ini juga merupakan bulan terakhir di dalam system Kalender Almasih, merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk merenung apa yang telah kita perbuat dan yang kita dapat sepanjang tahun ini. Di negara-negara sebelah utara katulistiwa, bulan ini juga dimaknai sebagai liburan musim dingin (holiday season).

Dalam aktivitas gerejawi, bulan Desember akan kita jalani dengan rangkaian minggu-minggu Advent dan serangkaian acara-acara natal Gereja, Kantor, Keluarga, Lingkungan, dll. Semoga semua ini menjadi berkat bagi kita dan bagi orang lain, serta nama Tuhan termuliakan. Happy Christmas seasons. MP.

Keterangan foto : Penjualan pohon terang di Pasar Senen, Jakarta Pusat