13 Agustus 2013

Asal Muasal Marga Purba


Kalau penulis bertemu dengan orang lain untuk pertama kali dan memberikan kartu nama dengan nama belakang Purba, biasanya orang tersebut akan berkata, "orang Batak ya Pak?". Ya, memang begitu adanya. Salah satu simbol dari suku Batak adalah nama belakang alias marga nya. Memang masih banyak simbol-simbol lain seperti kain ulos, tarian tor-tor, alat musik gondang, makanan saksang, dan profesi terkenal sebagai pengacara dan tukang tambal ban.

Marga bagi orang Batak bukan sekedar nama belakang (last name), nama keluarga (family name/sure name), tapi juga menunjukkan asal muasal keturunan (clan). Jadi seseorang yang mempunyai marga tertentu, dia akan tau sejarah nenek moyangnya beberapa generasi. Marga itu diturunkan dari generasi ke generasi secara patrilineal. Beberapa suku atau bangsa lain juga dikenal mempunyai ciri seperti ini, seperti orang Scotlandia dan orang Italia. Jadi Mr. Fergusson dan Mr. Mancini pasti belajar tentang latar belakang keluarganya.

Secara prinsip, sesama marga kalau bertemu adalah saudara laki-laki (appara, dongan tubu) atau saudara perempuan (iboto), walaupun baru saling mengenal.  Latar belakang pertama yang harus diketahui adalah kampung asal, karena sesama marga mungkin sudah merantau ke kampung-kampung yang berbeda, tapi asalnya tetap sama. Berikutnya adalah nama kakek (Ompu), dimulai dari kakek kandung, terus ke atas, sampai ke kakek yang pertama yang memakai marga itu. Khusus di Toba, setiap generasi dari keturunan marga tersebut diberi nomor. Jadi seseorang yang mempunyai marga Purba, nomor 14, berarti dia adalah generasi ke 14 dari Purba nomor 1, Ompu Purba. Kalau dia ketemu Purba lain nomor 14 juga, berarti seangkatan, tetapi kalau dia ketemu Purba nomor 13, berarti itu seangkatan orang tuanya, berarti harus dipanggil paman kalau laki-laki (bapa tua atau bapa uda), atau bibi kalau perempuan (namboru). Demikian seterusnya. Secara adat, sesama marga laki-laki dan perempuan tidak boleh menikah. Ada juga beberapa marga yang berbeda, tapi masuk ke dalam satu kelompok (toga, parsadaan), atau suatu marga yang mempunyai kesepakatan bersaudara dengan marga lain (marpadan).

Sekarang khusus marga Purba sesuai judul. Catatan ini meliputi hal yang serius dan bahan untuk bercanda. Di sub etnik Batak Toba, disebutkan bahwa nenek moyang marga Purba, merupakan salah satu dari anak-anak orang tuanya, Toga Simamora. Toga Simamora mempunyai tiga orang anak: Simamora, Purba dan Manalu. Itulah sebabnya ketiga marga-marga ini adalah bersaudara. Purba kemudian dikelompokkan lagi menjadi beberapa sub marga, seperti Purba Sigulang Batu. Marga Purba kemudian ada yang merantau ke Simalungun dan mempunyai sub marga tersendiri, seperti Purba Pakpak dan Purba Sigumonrong (penulis). Marga Purba di Tanah Karo menggunakan nama marga Tarigan, dan mempunyai sub marga tersendiri juga seperti Tarigan Tua dan Tarigan Gerneng. Ada juga benar-benar menggunakan Marga Purba di Karo, tetapi ini adalah bagian dari kumpulan marga yang berbeda (Karo-karo).

Belum ada yang tau pasti apa arti kata "purba" pada marga ini. Di dalam bahasa Batak, purba artinya timur. Mungkin kita ingat cerita di Alkitab tentang tiga orang Majus dari purba (timur) yang membawa persembahan untuk bayi Yesus yang baru lahir di Betlehem. Di Pulau Jawa, banyak juga nama yang menggunakan purba, seperti Kabupaten Purba Lingga di Jawa Tengah atau dewi Purbasari di dalam cerita pewayangan.

Ada juga dongeng yang menceritakan asal-muasal nama purba. Konon ada seorang pemburu burung dengan anak panah yang ditiup dari potongan bambu (pangultop) berburu ke hutan. Ketika berjalan, dia terkejut ketika seekor burung puyuh (lote) terbang tiba-tiba. Gabungan suara burung yang terbang dan keterkejutan sang pemburu dengan khas ungkapan Batak terdengar seperti "purrrrr...bah". Sekilas mirip "purba". Apapun itu, kita berharap semoga bermunculan Direktur Purba, Bupati Purba, Gubernur Purba, bahkan Presiden Purba, mengikuti Presiden Habibie. Walaupun kita sudah cukup bangga dengan anak mantan presiden Hutomo Mandala Purba, artis Nafa Purba, politikus Anas Purba Ningrum dan pakar IT Onno W Purba. MP
<