16 Mei 2009

Marrobu-robu

Desa Marubun Lokkung dan Desa Togur memang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Simalungun. Tetapi karena wilayahnya terletak berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang bagian atas, banyak kebudayaannya di pengaruhi oleh budaya Karo. Paling tidak, warga di kedua desa tersebut ikut merasakan suasana dari setiap acara-acara adat Karo dari desa-desa sekitar.

Salah satu acara adat/budaya Karo yang terkenal di sekitar desa tersebut adalah "Robu-robu" (bahasa Karo "rebu-rebu") yang diadakan di Desa Gunung Meriah dam sekitarnya (+/- 25 km dari Desa Marubun Lokkung). Robu-robu ini biasa diadakan di bulan Juni setiap tahunnya, dan secara umum merupakan acara untuk mulai musim menanam padi di sawah. Nama resminya di Karo adalah Pesta Kerja Tahun. Selain di Gunung Meriah, robu-robu ini juga dirayakan di Saran Padang dan di Kabupaten Tanah Karo sendiri, dengan waktu yang berbeda.

Seminggu sebelum robu-robu, kemeriahan telah terasa. Biasanya, semua perantau akan berusaha untuk pulang kampung. Angkutan umum dan pribadi luar biasa sibuknya. Angkutan kota atau pedesaan yang biasa beroperasi di daerah lain, ikut membawa penumpang ke Gunung Meriah. Tamu-tamu yang datang biasanya menginap di rumah anggota keluarga terdekat.

Lalu apa inti acara robu-robu tersebut ? Panitia biasanya sudah menyusun acara untuk sekitar 5 hari acara tersebut. Dimulai dengan menangkap ikan di sawah atau sungai (ndurung 1, ndurung 2), makan bersama, sampai menanam padi bersama. Seperti di tahun baru, penduduk juga saling berkunjung dari rumah ke rumah. Penganan khas seperti lemang, daging babi dan ayam disiapkan.

Tapi masih ada lagi puncak acaranya. Apa itu ? Puncak acara adalah pertunjukan musik dan lagu-lahu karo di malam harinya. Gendang tradisional karo disiapkan, tak tak tak dung, bunyinya dengan irama yang cepat. Supaya lebih meriah, kadang diselingi dengan organ tunggal. Bintang tamunya biasanya penyanyi perempuan Karo yang terkenal, menyanyikan lagu-lagu Karo yang lagi ngetop. Dia menyanyi sambil menari, beberapa orang ikut menari di atas panggung. Landek kita kerina (menari kita bersama). Acara ini disebut "perkolong-kolong". Masyarakat berjibun menonton, ada yang duduk di lantai dan ada yang berdiri. Banyak juga penonton yang hanya menonton penonton, terutama anak-anak muda.

Apa lagi ? Masih ada acara hiburan yang lebih menghibur, terutama untuk bapak-bapak dan pemuda. Ya, di belakang sana sudah mulai berlangsung permainan judi kecil-kecilan, dadu putar dan dadu goyang (kopyok). Tidak kalah ramainya, para penjudi berkeliling dan jongkok di sekitar bandar. Putar !!!

Begitulah, masyarakat Desa Marubun Lokkung dan Desa Togur ikut bergembira merayakan kemeriahan robu-robu. MP.